Minggu, 04 Januari 2015

Ekonomi Biru



MENUJU EKONOMI BIRU YANG UTUH

Oleh : Muhammad Fiqih Pranata (Mahasiswa Fakultas Kehutaan UGM).
           

Megabiodiversity dunia salah satunya terdapat di salah satu negara yang terletak di antara dua benua besar dan juga dua samudra besar, Indonesia namanya. Negara yang 75% wilayahnya adalah laut dan daerah pesisir (coastal zone) dengan wilayah zona ekslusif ekonomi (ZEE) sejauh 12 mil. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan maritim yang sungguh luar biasa. Terdapat lebih dari 8000 jenis ikan dan 9000 jenis karang di dalam lingkup maritim Indonesia. Sehingga wilayah laut Indonesia menjadi wilayah yang sangat rawan akan  terjadinya penyelundupan dan pencurian sumberdayanya. Jika wilayah laut dapat dioptimalkan dalam segala hal, tidak diragukan lagi Indoesia akan menjadi negara yang memiliki kekuatan yang sangat besar. Selain lautnya yang sangat megah, negara ini juga memiliki bentangan alam hijau yang sungguh luas, potensi-potensi yang telah tergali selama ini masih belum mampu mencapai puncak optimalisasi pemanfaatan. Sebagian rusak karena kesalahan menerapkan sistem produksi dalam pemanfaatan. Pada mulanya menggunakan konsep ekonomi merah, dimana hanya memperhatikan sektor keuntungan saja. Selanjutnya berkembang menjadi sistem ekonomi hijau yang sudah berorientasi terhadap pelestarian alam, namun harga dari produksi yang dihasilkan masih sangat tnggi. Sehingga masih saja belum mampu menjawab tantangan bahwa sistem ekonomi di dunia cenderung merusak alam. Kemudian munculah konsep ekonomi biru, dimana dalam pengelolaan sumber daya alam dilakukan dengn pengoptimalan dan pengefisiensian bahan baku. Juga produk yang dikeluarkan mampu terjangkau oleh seluruh lapisan masayarakat sehingga akan muncul pemerataan.  
 Baru-baru ini dalam Konfersi Rio +20 Brazil akhir Juni 2012, Presiden RI dalam pidatonya menyerukan tentang pengembangan konsep ekonomi hijau menjadi ekonomi biru. Ekonomi biru memiliki konsep melakukan pengembangan sumber daya alam yang prosesnya belajar kepada alam. Ekonomi biru juga mengajarkan kepada kita untuk tidak terus menerus bergantung kepada sektor agraris, sebagai negara yang besar tentunya sektor laut menyimpan berjuta potensi penyelamatan masa depan ketahanan pangan di Indonesia bahkan di dunia. Oleh karena itu perlunya pengefisiensian produksi dari mulai bahan mentah hingga limbah terolah menjadi barang yang masih memiliki nilai jual yang besar dan tentunya berkualitas nan terjangkau. Sudah banyak sumberdaya alam yang habis termanfaatkan namun belum mampu untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Dengan konsep Ekonomi Biru ini sektor industri dunia diharapkan mampu menciptakan produk dengan prinsip-prinsip Ekonomi Biru yaitu : Natural Resource Efficiency (Efisiensi dalam pemanfaatan sumber dayaalam), Zero Waste ( Tidak ada limbah dalam pemanfaatan sumber daya alam), Social Inclusiveness ( Membuka lapangan pekerjaan pada rakyat miskin), Cycling system of production : endless generation, balancing production and consumption(Sistem produksi yang berkelanjutan dan seimbang) dan yang terakhir adalah Open ended innovation and adaption( menghasilka inovasi baru dan mengadaptasi cara kerja alam) (Gunter Pauli, 2009).
            Butuh banyak waktu untuk mengganti pola pikir serta teknik pengelolaan sumberdaya alam yang baik bagi npara pelaku industri untuk menuju konsep ekonomi biru yang utuh. Ini merupakan tantangan bagi para enterpreunership yang baru untuk menciptkan konsep ekonomi biru di berbagi sektor, butuh kerja sama yang kuat di tiap-tiap bagian, baik industri kecil maupun industri besar, dari desa ke kota, dari berbagai sektor sumber daya alam, baik lautan, sungai dan hutan. Perlunya penelitian-penelitian baru terhadap sistem produksi yang terintegrasi dengan pelestarian alam, karena diduga masih banyak sekali yang belum dipelajari dari alam itu sendiri. Dibutuhkan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaannya, ditakutkan akan terjadi pelanggaran-pelanggaran baru. Oleh sebab tu pemerintah harus membuat suatu undang-undang baru untuk mengatur dan melindungi para pelaku dari ekonomi biru agar tujuan utama dari penerapan konsep ini dapat berjalan dengan baik. Selain itu seiring dengan pembangunan ekonomi menggunakan konsep ekonomi iru ini, perlunya peningkatan kualitas dari masayrakat yang nantinya akan bermain di dalam konsep ini. Apabila suatu sistem sudah baik namun pelakunya tidak sepadan dengan kualitas konsep, maka konsep itu tidak akan mencapai hasil yang maksimal, begitu pula sebalikya.  
Sudah dapat dipastikan bahwa pelaku dari ekonomi biru ini adalah para pemuda yang sedang duduk di bankgu sekolah maupun kuliah. Diperlukan penanaman konsep ini sejak dini, menyelipkan konsep ini di setiap pertemuan tatap muka dan pembiasaan diri dengan konsep ini. Hal ini dapat menjadi langkah awal yang palnig dasar dalam pembangunan ekonomi dengan konsep ekonomi biru. Pemerintah sudah menyerukan konsep ini, alangkah baiknya bila univeritas mulai melakukan pemahaman serentak terhadap mahasiswanya.  Ini menyoal tentang kualitas generasi masa depan, dimana semua yang ada sekarang merupakan titipan dari generasi yang mendatang. Apabila kerusakan yang terjadi akibat penerapan konsep ekonomi yang salah maka dapat dipastikan generasi masa depan akan memiliki kualitas yang rendah.  Oleh karena itu perlu sekali pegelolaan yang baik. Diharapkan dengan menerapkan konsep ekonomi biru dalam segala bentuk pengelolaan sumber daya alam, dapat mempertahankan keadaan wajah bumi yang biru diantara planet di sistem tata surya ini. “Blue Ocean and Blue Sky”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar